Senin, 25 Mei 2009

Teknik Penulisan Catatan Kaki

Pada bagian yang lalu kita sudah membedah sedikit mengenai apa itu jejak kaki atau catatan kaki atau Foot Note. Sekarang kita akan sama-sama belajar bagaimana cara penulisan catatan kaki. Penulisan catatan kaki bergantung dari bentuk sumbernya. Misalkan dari referensi buku, artikel dari surat kabar, dll. Di bawah ini akan disajikan teknik-teknik penulisan catatan kaki

Macam-macam Penulisan Catatan Kaki

a.Rujukan atau Data Pustaka


1.Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarangnya yang tertulis pada buku diikuti koma
2.Jika nama tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut
3.Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma
4.Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung diikuti koma
5.Nomer halaman dapat disingkat hlm atau hl, angka nomer halaman diikuti titik.

Contoh :
1William N. Dunn, Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Darwin, (Yogyakarta: Hanin Dita, 2001), 30-32.



b.Referensi Buku

1.Nama pengarang ditulis sesuai dengan nama pengarang pada buku
2.Setelah nama pengarang, diberi koma
3.Judul buku dicetak miring
4.Diikuti info buku, sub judul. Jilid, edisi, tidak diikuti koma atau titik
5.Informasi penerbit diapit oleh tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun kemudian diberi koma
6.Dapat diikuti kata halaman, dapat disingkat hlm atau hl, angka nomer halaman diikuti titik.


Contoh :
2Muhammad Ibn Abdillah Al Zarkasi, Al-Burhanfi Ulm Al-Quran, juz IV (Cet. I; Dar Ihya' al-kutub al Arabiyah, 1958 M/1377H), h. 34-35


c.Artikel dalam Surat Kabar dan Majalah

Unsur yang perlu dicantumkan:
1.Nama pengarang artikel (kalau ada)
2.Judul artikel (di antara tanda kutip)
3.Nama surat kabar (huruf italic)
4.Nomor edisi, tanggal, dan halaman
Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau lainnya, maka yang dicantumkan adalah judul tajuk atau beritanya (diantara tanda kutip), diikuti dengan penjelasan apakah itu tajuk atau berita yang dituliskan di antara kurung siku.

Contoh :
­3Sayidiman Sumoharjo, “Tantangan Mengatasi Berbagai Kesenjangan”, Republika, No.342/II, 21 Desember 2007, h. 6.

Minggu, 17 Mei 2009

Teknik Jejak Kaki



Teknik Jejak kaki???

Pada bagian-bagian sebelumnya, kita sudah mempelajari mengenai kutipan serta teknik penulisannya. Bagaimana, apakah Anda sudah cukup ilmu mengenai kutipan???...
Sekarang marilah kita melangkah satu langkah ke depan. Bagian kali ini membahas tentang jejak kaki. Wah pasti pada kebingungan mengenai deskripsi jejak kaki. Apa itu jejak kaki??? Jejak kaki merupakan sinonim dari catatan kaki. Apa itu catatan kaki???...wah semakin tambha bingung ya…Dibaca ya sedikit gemelintir rangkaian kata-kata di bawah ini.

Catatan Kaki
1.Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki atau Foot Note merupakan keterangan tambahan atas teks karangan yang terletak dibagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.

2.Kegunaan Catatan Kaki
a.Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks.
b.Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
c.Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama.

3.Cara Penulisan Catatan Kaki
a.Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
b.Antara catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
c.Catatan kaki dari dua baris diketik dengan satu spasi
d.Catatan kaki diketik sejajar dengan margin
e.Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomer urut mulai dari nol untuk Catatan kaki pertama pada awal ditulis lebig kecil dari huruf lainnya.

Contoh :

1William N. Dunn, Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Darwin, (Yogyakarta: Hanin Dita, 2001), 30-32.

Senin, 11 Mei 2009

Berbagai sumber...Tampung aja...!!!

Penulisan Kutipan Tidak Langsung dari Berbagai Sumber

kita harus banyak menggunakan sumber dalam mencari sebuah konsep ataupun teori, agar kita banyak masukan. Yang pada akhirnya kita bisa memilahnya serta menyimpulkannya dalam satu simpulan. beberapa sumber tersebut diantaranya:


Buku
Sumber di depan 
Allan, J.R. (dalam Budhisantosa, 1991:2) menyatakan bahwan di samping upaya aktif manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, kemampuan mengembangkan simbol yang penuh makna memungkinkan manusia mengembangkan kebudayaan yang membedakan diri mereka dari makhluk hidup lainnya. 

Sumber di belakang 

Di samping upaya aktif manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, kemampuan mengembangkan simbol yang penuh makna memungkinkan manusia mengembangkan kebudayaan yang membedakan diri mereka dari makhluk hidup lainnya (Alland, J.R. dalam Budhisantosa, 1991:2). 

Majalah
Sumber di depan 
Dalam Kawanku (2003:43) menyatakan bahwa kecelakaan Howard menjadi kesempatan buat perusahaan penerbangan competitor, PanAm, untuk menjatuhkan TWA. Mereka menunjukkan isu Howard yang menipu rakyat Amerika dengan pinjaman uangnya. 

Sumber di belakang
Kecelakaan Howard menjadi kesempatan buat perusahaan penerbangan competitor, PanAm, untuk menjatuhkan TWA. Mereka menunjukkan isu Howard yang menipu rakyat Amerika dengan pinjaman uangnya (Kawanku, 2003:43).

Koran
Sumber di depan

Dalam Jawa Pos (2008:17) menyatakan bahwa bagian daun dari gondola mempunyai kandungan vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium yang cukup tinggi, jjuga sangat kaya akan kandungan klorofil. Selain itu juga mengandung Glucan C, mucopolisakarida seperti L-arabinosa. 

Sumber di belakang
Bagian daun dari gondola mempunyai kandungan vitamin A, vitamin C, zat besi dan kalsium yang cukup tinggi, jjuga sangat kaya akan kandungan klorofil. Selain itu juga mengandung Glucan C, mucopolisakarida seperti L-arabinosa (Jawa Pos, 2008:17). 

Internet 
Sumber di depan 

http://www.bi.gi.id/bank indonesia2/moneter/inflasi/, diakses pada hari jumat, 5 Maret 2004) menyatakan bahwa tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 50%. 

Sumber di belakang 
Tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 50% (http://www.bi.gi.id/bank indonesia2/moneter/inflasi/) diakses, 5 maret 2004. 

Selasa, 21 April 2009

Kaidah Penulisan Kutipan-(Kutipan Tidak Langsung 2)

Pada bagian ini akan ditunjukkan beberapa contoh kutipan tidak langung dari beberapapengarang, diantaranya.


A.   Satu orang pengarang
Sumber di depan 
Cassirer (1979: 31-32) membedakan tanda dengan simbol,karena dianggap keduanya berada pada dua bidang pembahasan berbeda. Tanda adalah bagian dari dunia fisik, sedang symbol adalah bagian dari dunia makna manusiawi. 

Sumber di belakang 
Tanda dengan simbol dianggap berada pada dua bidang pembahasan berbeda. Tanda adalah bagian dari dunia fisik, sedang simbol adalah bagian dari dunia makna manusiawi (Cassirer 1979: 31-32).


B.    Dua orang pengarang 
Sumber di depan 
Boglan & Beklen (1982: 31) mengatakan bahwa bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan reflektif. 

Sumber di belakang 
Bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan reflektif (Boglan & BIklen, 1982:31).



C.   Tiga orang pengarang atau lebih
Sumber di depan 
Sebagai hiburan, randai kerap kali dilaksanakan untuk mengiringi acara-acara adat dan perhelatan (kenduri). Hal ini ditegaskan oleh Esten, dkk (1981:115) yang menyatakan bahwa permainan randai adalah bagian-bagian dari acara-acara kegembiraan, perhelatan, atau bentuk-bentuk pesta lainnya di dalam masyarakat Minangkabau. 


Sumber di belakang 
Pemainan randai adalah bagian-bagian dari acara-acara kegembiraan, perhelatan, atau bentuk-bentuk pesta lainnya di dalam masyarakat Minangkabau (Esten, dkk, 1981:115).

Minggu, 19 April 2009

Kaidah Penulisan Kutipan-(Kutipan Langsung)

Definisi Kutipan
Kutipan merupakan pendapat atau pernyataan dari seorang pengarang yang diambil dari teks acuan yang berfungsi untuk memperkuat pendapat sehingga memiliki dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kutipan dibedakan menjadi dua yakni, kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Pada bagian ini akan dibahas kutipan langsung beserta teknik penulisannya.

Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan pinjaman pendapat seorang pengarang dengan mengambil teks secara lengkap dari sebuah teks asli dan ditulis apa adanya.
Kutipan langsung dibagi menjadi dua bagian, yakni kutipan langsung panjang, dan kutipan tidak langsung pendek.
A.   Kutipan Langsung Panjang
Dinamakan kutipan langsung panjang jika kata lebih dari 40 kata atau lebih dari tiga baris ketikan. 
Kaidah penulisannya:
(1)Teks diketik dalam spasi tunggal.
(2)Teks kutipan tidak dimasukkan dalam teks, tetapi ditempatkan pada tempat tersendiri.
(3)Pengetikan dibuat menjorok ke dalam dari teks dengan ketentuan dimulai pada ketukan ke-5 dari garis tepi sebelah kiri.
(4)Kutipan langsung panjang tidak diapit dengan tanda petik.
(5)Sumber kutipan berupa nama pengarang, tahun terbit, serta halaman dari sumber rujukan tidak dimasukkan ke dalam teks kutipan.

Contoh :
      Simbol yang tergantung pada tujuan mulia ataupun sakral dari benda itu seperti yang dikemukakan oleh Ricoeur (1988:2),
It is an the work of interpretation that this philosophy discovers the multiple modalities of dependence of the self-its depence on desire glimpsed in an archaelogy of the subject, its dependence on the sacred glimpsed in its eschatology. It is by developing on archaeology, abd eschatology that reflection it self as reflection.


B.   Kutipan Langsung Pendek

Dinamakan kutipan langsung pendek jika kutipan tersebut kurang dari 40 kata kurang dari 3 baris. Kutipan ini dapat ditulis integral dalam teks.
Kaidah penulisannya:
(1)Ditulis dalam teks dengan mengikuti jarak spasi teks yang diikuti.
(2)Diapit dengan tanda petik.
(3)Sumber kutipan dapat diletakkan di awal atau dibelakang. Jika peletakan sumber kutipan di awal, maka nama sumber ditulis di luar tanda kurung, sedangkan tahun tebit dan nomor halaman ditulis dalam kurung.

Contoh: 
Penganalisisan data ditujukan untuk mengupayakan pemahaman pembaca terhadap hakikat penelitian yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bodgan & Biklen (1982:145) yang berbunyi, “Analisis data adalah sebuah proses sistematis dalam mencari dan menata transkripsi wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang berhasil dikumpulkan demi meningkatkan pemahaman Anda dan memudahkan Anda untuk mengkomunikasikan temuan penelitian Anda kepada pihak lain”.

Bila sumber kutipan ditulis di belakang, maka nama, tahun, dan halaman sumber diketik dalam kurung.
Contoh:
Mengenai pemakaian bahasa logika, senada dengan pernyataan yang berbunyi “pemakaian alat bahasa seperti kata, kalimat secara tepat sehingga setiap kata hanya mempunyai satu fungsi tertentu saja dan setiap kalimat hanya mewakili satu keadaan factual saja” (Wicoyo, 1997:7)...

 
Tambahan 

Penggunaan kutipan langsung sebaiknya diminimalkan, karena kutipan langsung yang bersifat langsung ini tidak dapat dimodifikasi, sedangkan suatu karya ilmiah merupakan cerminan, pandangan, sikap atau pemikiran penulis. Cukup 30% penggunaan kutipan langsung dari seluruh kutipan yang ada. Oleh karena itu, sebaiknya meminimalkan penggunaan kutipan langsung.

Kaidah Penulisan Kutipan-(Kutipan Tidak Langsung)

Kutipan Tidak Langsung
Kutipan Tidak Langsung merupakan pinjaman pendapat seorang pengarang yang dikemukakan dengan gaya penulis, berupa inti sari pendapat tersebut dan ditulis tanpa tanda kutip serta terpadu dengan teks.

Kutipan tidak langsung dibagi menjadi dua bagian, yakni kutipan tidak langsung panjang, dan kutipan tidak langsung pendek.

A.   Kutipan Tidak Langsung Panjang
Dinamakan kutipan tidak langsung panjang jika kutipan lebih dari satu paragraf.
Kaidah Penulisannya:
(1)Tulis nama sumber kutipan untuk memulai sebuah kutipan (tanpa tahun dan nomor halaman) kemudian tulis sumber kutipan di akhir kalimat kutipan ( nama, tahun, nomor, halaman dalam tanda kurung).
(2)Tidak ditulis dalam tanda petik, karena integral dalam teks.
(3)Ketentuan spasi dan margin, sma dengan teks yang lain.

Contoh :
Wujud penalaran ilmiah dalam pelaksanaanya sesuai dengan buah pikiran Shurter dan Pierce yang menyatakan bahwa penalaran induktif merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip / sikap yang berlaku umum atau suatu simpulan yang bersifat khusus berdasarkan atas fakta-fakta khusus. Penalaran induktif mugkin merupakan generalisasi, analogi, atau hubungan kausal. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik simpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Di dalam analogi, inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus ditarik berdasarkan kebenaran gejala khusus yang bersamaan. Hubungan kausal adalah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, atau akibat-akibat (Shurter & Pierce, 1997: 8).

B.   Kutipan Tidak Langsung Pendek
Dinamakan kutipan tidak langsung pendek jika kutipan hanya satu paragraf atau hanya berupa kalimat saja.
Kaidah Penulisannya:
(1)Ditulis integral dalam teks.
(2)Tidak ditulis diantara tanda petik.
(3)Sumber kutipan dapat diletakkan di awal dan di akhir. Sumber kutipan di awal teks kutipan, terdiri dari nama akhir pengarang (ditulis di luar tanda kurung), tahun dan nomor halaman (ditulis di dalam tanda kurung). Bila sumber kutipan diakhiri teks kutipan maka pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman ditulis di dalam kurung. Bila pengarangnya dua orang, sebutkan nama akhir pengarang pertama dan nama awal pengarang ke dua. Bila pengarang lebih dari dua orang, cukup menulis nama akhir pengarang pertama lalu diikuti tanda koma ( , ) dan dkk

Contoh :
Sumber kutipan di awal teks
Pemahaman manusia terhadap simbol-simbol yang digunakan membutuhkan manusia untuk berfikir secara jernih dengan merumuskan simbol. Cassirer ( 1979:31-32) membedakan tanda dengan simbol, karena dianggap keduanya berada pada dua bidang pembahasan yang berbeda. Tanda adalah bagian dari dunia fisik, sedang simbol adalah bagian dari dunia makna manusiawi.

Sumber kutipan di belakang teks

Pemahaman baginya adalah sebagai modus eksistensi manusia, bukan suatu proses subjektif manusia yang dihadapkan kepada suatu objek. Gadmer pulalah yang mengupayakan bahwa hermeuneutik perlu ditingkatkan menjadi masalah kebahasaan, selain dikaitkan dengan estetika dan pemahaman yang historikal (Gadamer, 1975 : 429-421).